UJI POTENSI JAMUR PENGHASIL IAA SEBAGAI PENGENDALI HAYATI PATOGEN LAYU Fusarium oxysporum PADA TANAMAN CABAI

INVESTIGATING THE POTENTIAL OF IAA-PRODUCING FUNGUS AS A BIOLOGICAL CONTROL OF FUSARIUM WILT ON CHILI

Authors

  • Fenti Rahma Khoirunisa Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya
  • Antok Wahyu Sektiono Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya
  • Syamsuddin Djauhari Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya
  • Luqman Qurata Aini Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya

DOI:

https://doi.org/10.21776/ub.jurnalhpt.2024.012.1.3

Keywords:

Agen biologi, Aspergillus sp., cabai, Fusarium oxysporum, IAA

Abstract

Pemanfaatan mikroba antagonis sebagai agens pengendali hayati penyakit tumbuhan telah banyak dilakukan. Diketahui beberapa jamur antagonis mampu menghasilkan hormon Indole Acetic Acid (IAA) sehingga memiliki peranan yang lengkap dalam menunjang pertumbuhan tanaman karena dapat bertindak sebagai bioprotectant dan biofertilizer. Saat ini berbagai upaya untuk meningkatkan efektifitas pengendalian dengan agens hayati terus dilakukan guna mendapatkan cara pengendalian hayati yang efektif dan efisien sehingga memiliki daya tarik bagi pelaku budidaya pertanian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi jamur penghasil IAA dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman serta menghambat patogen Fusarium oxysporum pada tanaman cabai. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 5 kali ulangan. Hasil penelitian ini didapatkan kedelapan isolat jamur memiliki daya hambat lebih dari 60% dan persentase daya hambat tertinggi pada hari ketujuh terdapat pada isolat jamur G sebesar 80,89%. Sedangkan hasil uji IAA secara kualitatif menggunakan reagen Salkowski dari kedelapan isolat jamur didapatkan dua isolat jamur yang mengalami perubahan warna menjadi merah muda yaitu isolat jamur AMR dan AR dengan konsentrasi masing-masing sebesar 22,29 ppm dan 11,65 ppm. Penelitian yang dilakukan di Rumah Kaca didapatkan hasil bahwa perlakuan P1 pada 7 MST efektif untuk meningkatkan tinggi tanaman dan perlakuan P2 pada 7 MST efektif menambah jumlah daun tanaman cabai rawit. Selain itu, semua perlakuan jamur antagonis berpotensi sebagai agens hayati dengan perlakuan P3 memiliki intensitas penyakit terendah pada 7 MST sebesar 10%.

References

A’ini, Z. F. (2013). Isolasi dan identifikasi bakteri penghasil IAA (Indole-3-Acetid Acid) dari tanah dan air Di Situgunung. Faktor Exacta, 6(3), 231–240.

Agustina, D., Triasih, U., Dwiastuti, M. E., & Wicaksono, R. C. (2019). Potensi jamur antagonis dalam menghambat pertumbuhan jamur Botryodiplodia theobromae penyebab penyakit busuk batang pada tanaman jeruk. Jurnal Agronida, 5(1), 1–6. https://doi.org/10.30997/jag.v5i1.1852

Akladious, S. A., & Abbas, S. M. (2012). Application of Trichoderma harzianum T22 as a biofertilizer supporting maize growth. African Journal of Biotechnology, 11(35), 8672–8683.

Andriastini, D. A., Ramona, Y., & Proborini, M. W. (2018). Hambatan in vitro cendawan antagonis pada Fusarium sp., penyebab penyakit pada tanaman buah naga (Hylocereus undatus (Haw.) Britton & Rose). Jurnal Metamorfosa, V(2), 224–233.

Anggraeni, D. N., & Usman, M. (2015). Uji aktivitas dan identifikasi jamur rhizosfer pada tanah perakaran tanaman pisang (Musa paradisiaca) terhadap jamur Fusarium. BIOLINK (Jurnal Biologi Lingkungan Industri Kesehatan), 1(2), 89–98. https://doi.org/10.31289/biolink.v1i2.729

Asaduzzaman, M., & Asao, T. (2020). Autotoxicity in strawberry under recycled hydroponics and its mitigation methods. Horticulture Journal, 89(2), 124–137. https://doi.org/10.2503/hortj.UTD-R009

Asril, M. (2019). Uji potensi Bacillus sp. dan Escherichia coli dalam menghasilkan Indole Acetic Acid (IAA) tanpa menggunakan triptofan pada media pertumbuhan. Journal of Science and Applicative Technology, 2(1), 82–86. https://doi.org/10.35472/281434

Barnett, H. L., & Hunter, B. B. (1998). Illustrated genera of imperfect fungi. Mycologia, 52(2), 353. https://doi.org/10.2307/3756026

Boiero, L., Perrig, D., Masciarelli, O., Penna, C., Cassán, F., & Luna, V. (2007). Phytohormone production by three strains of Bradyrhizobium japonicum and possible physiological and technological implications. Applied Microbiology and Biotechnology, 74(4), 874–880. https://doi.org/10.1007/s00253-006-0731-9

Dharmaputra, O. S., Gunawan, A. W., Wulandari, R., & Basuki, T. (1999). Cendawan kontaminan dominan pada bedengan jamur merang dan interaksinya dengan jamur merang secara in vitro. Jurnal Mikrobiologi Indonesia, 4(1), 14–18.

Dwiastuti, M.E., Fajri, M.N., & Yunimar. (2015). Potensi Trichoderma spp. sebagai agens pengendali Fusarium spp. penyebab penyakit layu pada tanaman stroberi (Fragaria x ananassa Dutch). Jurnal Hortikultura, 25(4), 331–339.

Gusnawaty, H., Taufik, M., Triana, L., & Asniah. (2014). Karakterisasi morfologis Trichoderma spp. indigenus Sulawesi Tenggara. Jurnal Agroteknos, 4(2), 88–94.

Handayani, W., Munir, M., & Hidayati, I. (2020). Pengelompokan isolat bakteri penghasil hormon IAA (Indole Acetic Acid) dari tanah rizosfer bawang merah (Allium cepa) di Nganjuk dengan variasi wilayah yang berbeda. Prosiding Seminar Nasional Biologi di Era Pandemi COVID-19 (Gowa, 19 September 2020) (183-190 pp). Makassar : UIN Alauddin Makassar.

Herlina, L. (2013). Uji potensi Gliocladium sp. terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman tomat. Journal of Biology & Biology Education, 5(2), 88–93.

Hidayat, T., Syauqi, A., & Rahayu, T. (2020). Uji antagonis jamur Gliocladium sp dalam menghambat pertumbuhan jamur Fusarium sp. penyebab layu pada tanaman pisang (Musa paradisiaca L.). Biosaintropis, 5(2), 59–65. https://doi.org/10.33474/e-jbst.v5i2.257

Hossain, M. M., Sultana, F., & Islam, S. (2017). Plant growth-promoting fungi (PGPF): Phytostimulation and induced systemic resistance. In Plant-Microbe Interactions in Agro-Ecological Perspectives (Vol. 2). https://doi.org/10.1007/978-981-10-6593-4_6

Larekeng, S. H., Gusmiaty, Restu, M., Tunggal, A., & Susilowati, A. (2019). Isolation and identification of rhizospheric fungus under Mahoni (Swietenia mahagoni) stands and its ability to produce IAA (Indole Acetid Acid) hormones. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 343(1), 1–11. https://doi.org/10.1088/1755-1315/343/1/012051

Nurbailis, Winarto, & Panko, A. (2015). Penapisan cendawan antagonis indigenos rizosfer jahe dan uji daya hambatnya terhadap Fusarium oxysporum f. sp. zingiberi. Jurnal Fitopatologi Indonesia, 11(1), 9–13. https://doi.org/10.14692/jfi.11.1.9

Octriana, L. (2016). Potensi agen hayati dalam menghambat pertumbuhan Phytium sp. secara in vitro. Buletin Plasma Nutfah, 17(2), 138-142.

Otten, W., Bailey, D. J., & Gilligan, C. A. (2004). Empirical evidence of spatial thresholds to control invasion of fungal parasites and saprotrophs. The New Phytologist, 163(1), 125–132. https://doi.org/10.1111/j.1469-8137.2004.01086.x

Patil, N. B., Gajbhiye, M., Ahiwale, S. S., Gunjal, A. B., & Kapadnis, B. P. (2011). Optimization of Indole 3 ­ acetic acid ( IAA ) production by Acetobacter diazotrophicus L1 isolated from sugarcane. International Journal of Environmental Sciences, 2(1), 295–302.

Patten, C. L., & Glick, B. R. (2002). Regulation of indoleacetic acid production in Pseudomonas putida GR12-2 by tryptophan and the stationary-phase sigma factor RpoS. Canadian Journal of Microbiology, 48(7), 635–642. https://doi.org/10.1139/w02-053

Pedai, T., Hadisutrisno, B., & Priyatmojo, A. (2017). Utilization of arbuscular micorrhizal fungi to control Fusarium wilt of tomatoes. Jurnal Perlindungan Tanaman Indonesia, 19(2), 89-93. https://doi.org/10.22146/jpti.17255

Petti, C., Reiber, K., Ali, S. S., Berney, M., & Doohan, F. M. (2012). Auxin as a player in the biocontrol of Fusarium head blight disease of barley and its potential as a disease control agent. BMC Plant Biology, 12, 224. https://doi.org/10.1186/1471-2229-12-224

Pieterse, C. M. J., Zamioudis, C., Berendsen, R. L., Weller, D. M., Van Wees, S. C. M., & Bakker, P. A. H. M. (2014). Induced systemic resistance by beneficial microbes. Annual Review of Phytopathology, 52, 347–375. https://doi.org/10.1146/annurev-phyto-082712-102340

Purwantisari, S., & Hastuti, R. B. (2012). Isolasi dan identifikasi jamur indigenous rhizosfer tanaman kentang dari lahan pertanian kentang organik di Desa Pakis, Magelang. Bioma : Berkala Ilmiah Biologi, 11(2), 45-53. https://doi.org/10.14710/bioma.11.2.45-53

Puspita, J. N., Kurniatuhadi, R., & Rahmawati. (2021). The antibacterial activity of Thermoactinomyces sp. (H24) extract against Escherichia coli and Staphylococcus aureus. Indonesian Journal of Medical Laboratory Science and Technology, 3(1), 56–63. https://doi.org/10.33086/ijmlst.v3i1.1700

Reddy, M. S., Kumar, S., Babita, K., & Reddy, M. S. (2002). Biosolubilization of poorly soluble rock phosphates by Aspergillus tubingensis and Aspergillus niger. Bioresource Technology, 84(2), 187–189. https://doi.org/10.1016/s0960-8524(02)00040-8

Ristiari, N. P. N., Julyasih, K. S. M., & Suryanti, I. A. P. (2018). Isolasi dan identifikasi jamur mikroskopis pada rizosfer tanaman jeruk siam (Citrus nobilis Lour.) di Kecamatan Kintamani, Bali. Jurnal Pendidikan Biologi Undiksha, 6(1), 10–19.

Rofida, S. (2012). Peranan mikroba endofit untuk pengembangan obat anti kanker. Farmasains : Jurnal Farmasi Dan Ilmu Kesehatan, 1(2), 209-214. https://doi.org/10.22219/far.v1i2.1173

Sarah, Asrul, & Lakani, I. (2018). Uji antagonis jamur Aspergillus niger terhadap perkembangan jamur patogenik Fusarium oxysporum pada bawang merah (Allium cepa agregatum L . aggregatum group) secara in vitro. Agrotekbis, 6(2), 266–273.

Suanda, I. W. (2019). Karakterisasi morfologis Trichoderma sp. isolat JB dan daya hambatnya terhadap jamur Fusarium sp. penyebab penyakit layu dan jamur akar putih pada beberapa tanaman. Jurnal Widya Biologi, 10(02), 99–112. https://doi.org/10.32795/widyabiologi.v10i02.407

Subowo, Y. B. (2010). Uji aktivitas enzim selulase dan ligninase dari beberapa jamur dan potensinya sebagai pendukung pertumbuhan tanaman terong (Solarium melongena). Berita Biologi, 10(1), 1–6.

Subowo, Y. B. (2015). Penambahan pupuk hayati jamur sebagai pendukung pertumbuhan tanaman padi (Oryza sativa) pada tanah salin. Pros Sem Nas Masy Biodiv Indon, 1(1), 150–154.

Sudantha, I. M., & Abadi, A. L. (2011). Uji efektivitas beberapa jenis jamur endofit Trichoderma spp. isolat lokal NTB terhadap jamur Fusarium oxysporum f. sp. vanillae Penyebab penyakit busuk batang pada bibit vanili. Crop Agro, 4(2), 64–73.

Suebrasri, T., Harada, H., Jogloy, S., Ekprasert, J., & Boonlue, S. (2020). Auxin-producing fungal endophytes promote growth of sunchoke. Rhizosphere, 16(December), 100271. https://doi.org/10.1016/j.rhisph.2020.100271

Suryaminarsih, P., & Mujoko, T. (2020). Competition of biological agents of Streptomyces sp, Gliocladium sp, and Trichoderma harzianum to Fusarium oxysporum in tomato rhizophere. CROPSAVER - Journal of Plant Protection, 3(1), 17-21. https://doi.org/10.24198/cropsaver.v3i1.24173

Tan, R. X., & Zou, W. X. (2001). Endophytes: a rich source of functional metabolites. Natural Product Reports, 18(4), 448–459. https://doi.org/10.1039/b100918o

Utami, A. W. A. (2019). Isolasi dan identifikasi cendawan penyebab penyakit layu pada tanaman cabai rawit (Capsicum frutescens) di Bogor. Universitas Pakuan.

Watanabe, T. (2002). Pictorial atlas of soil and seed fungi: morphologies of cultured fungi and key to species (second edition). USA: CRC Press.

Wati, V. R., Yafizham, & Fuskhah, E. (2020). Pengaruh solarisasi tanah dan pemberian dosis Trichoderma harzianum dalam pengendalian penyakit layu fusarium pada cabai (Capsicum annum L.). J. Agro Complex, 4(1), 40–49.

Wu, Y., Zhao, C., Farmer, J., & Sun, J. (2015). Effects of bio-organic fertilizer on pepper growth and Fusarium wilt biocontrol. Scientia Horticulturae, 193, 114–120. https://doi.org/10.1016/j.scienta.2015.06.039

Yulianti, T. (2013). Pemanfaatan Endofit sebagai agensia pengendali hayati hama dan penyakit tanaman. Buletin Tanaman Tembakau, Serat & Minyak Industri, 5(1), 40-49.

Downloads

Published

2024-03-27

How to Cite

Khoirunisa, F. R., Sektiono, A. W., Djauhari, S., & Aini, L. Q. (2024). UJI POTENSI JAMUR PENGHASIL IAA SEBAGAI PENGENDALI HAYATI PATOGEN LAYU Fusarium oxysporum PADA TANAMAN CABAI: INVESTIGATING THE POTENTIAL OF IAA-PRODUCING FUNGUS AS A BIOLOGICAL CONTROL OF FUSARIUM WILT ON CHILI. Jurnal HPT (Hama Penyakit Tumbuhan), 12(1), 25–41. https://doi.org/10.21776/ub.jurnalhpt.2024.012.1.3

Issue

Section

Articles

Most read articles by the same author(s)

1 2 3 4 5 6 7 > >>