PENGUJIAN AGENS HAYATI TERHADAP PENYAKIT LAYU FUSARIUM (Fusarium oxysporum) PADA TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) DI KECAMATAN CISEENG, KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT

TESTING OF BIOLOGICAL AGENTS AGAINST FUSARIUM WILT (Fusarium oxysporum) ON SHALLOTS (Allium ascalonicum L.) IN CISEENG DISTRICT, BOGOR REGENCY, WEST JAVA

Authors

  • Siti Ghia Azzahra Ibrahim Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya
  • Abdul Latief Abadi Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya

DOI:

https://doi.org/10.21776/ub.jurnalhpt.2023.011.4.1

Keywords:

Aspergillus sp., bawang merah, layu fusarium, P. fluorescens, Trichoderma sp.

Abstract

Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang banyak diminati oleh masyarakat Indonesia serta memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Penyakit  layu fusarium (Fusarium oxysporum) merupakan penyakit penting tanaman bawang merah yang dapat menyebabkan kehilangan hasil. Pseudomonas fluorescens, Trichoderma sp., dan Aspergillus sp. merupakan agens hayati yang efektif dalam mengendalikan penyakit tanaman. Oleh karena itu, dilakukan penelitian mengenai pemanfaatan agens hayati dalam mengendalikan penyakit layu fusarium pada tanaman bawang merah serta  mengetahui potensi Trichoderma sp., Aspergillus sp. dan P. fluorescens terhadap penyakit layu fusarium. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Agustus 2021 di kecamatan Ciseeng, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Penelitian disusun dalam Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri atas enam perlakuan dan  tiga ulangan. Parameter mengamatan yang diamati adalah intensitas penyakit, bobot umbi perbedang dan tingkat efikasi. Data yang telah diperoleh dianalisa lebih lanjut menggunakan analisa ragam (ANOVA) dan DMRT dengan taraf nyata 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi P. fluorescens, Trichoderma sp., dan Aspergillus sp. berpotensi dalam mengendalikan penyakit layu fusarium pada tanaman bawang merah. Namun, Trichoderma sp. dan Aspergillus sp. memiliki kemampuan yang sama dengan fungisida Benomil 50% dalam menekan intensitas penyakit layu fusarium pada tanaman bawang merah.

References

Abidin, Z., Aini, L. Q., & Abadi, A. L. (2015). Pengaruh bakteri Bacillus sp. dan Pseudomonas sp. terhadap pertumbuhan jamur patogen Sclerotium rolfsii Sacc. penyebab penyakit rebah semai pada tanaman kedelai. Jurnal Hama Penyakit Tumbuhan, 3(1), 1-10.

Adhi, S. R., & Suganda, T. (2020). Potensi jamur rizosfer bawang merah dalam menekan Fusarium oxysporum f. sp. cepae, penyebab penyakit busuk umbi bawang merah. Kultivasi, 19(1), 1015-1022. https://doi.org/10.24198/kultivasi.v19i1.22877

Baharuddin, N., & Kuswinanti, T. (2005). Pengaruh pemberian Pseudomonas fluorescens dan “Effective Microorganism 4” dalam menekan penyakit layu bakteri (Ralstonia solanacearum) pada tanaman cabai. Sulawesi Selatan: Prosiding Seminar Ilmiah dan Pertemuan Tahunan PEI dan PFI XVI Komda.

Charisma, A. M. M. (2012). Pengaruh kombinasi kompos Trichoderma dan mikoriza vesikular arbuskular (mva) terhadap pertumbuhan tanaman kedelai (Glycine max (l.) merill) pada media tanam tanah kapur. LenteraBio: Berkala Ilmiah Biologi, 1(3), 111-116.

Dahiya, N. R. T. (2006). Biotechnological aspects of chitinolytic enzymes: a review. Microbiology and Biotechnology, 71(6), 773-782. https://doi.org/10.1007/s00253-005-0183-7

Deden, D., Permana, I., Heryanto, Y., Irvan, M., & Safi'i, M.S. (2021). Penyuluhan inokulasi Trichoderma sp. untuk pengendalian penyakit moler pada tanaman bawang merah (Allium ascalonicum L.) dan pembinaan organisasi gapoktan di desa Gagasari- kec. Gebang-kab. Cirebon. Humanis, 20(1), 24-28.

Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. (2013). Metode standar pengujian efikasi fungisida. direktorat jendral prasarana dan sarana pertanian. Jakarta.

Djamaludin, R. R., Sukmawaty, E., & Masriany, H. (2022). Identifikasi gejala penyakit dan cendawan patogen tanaman bawang merah di kecamatan Buntu Batu, kabupaten Enrekang. Media Informasi Sains dan Teknologi, 16(1), 81-92. https://doi.org/10.24252/teknosains.v16i1.26027

Fadhilah, S., Wiyono, S., & Surahman, M. (2014). Pengembangan teknik deteksi Fusarium patogen pada umbi benih bawang merah (Allium ascalonicum) di laboratorium. Jurnal Hortikultura, 24(2), 171-178.

Fauziah, F., & Karhab, R. S. (2019). Pelatihan pengolahan data menggunakan aplikasi spss pada mahasiswa prodi manajemen Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur. Jurnal Pengabdian Untuk Kesejahteraan Umat. 1(2).

Girsang, F. D. (2020). Uji perlakuan benih terhadap perkembangan penyakit layu fusarium (Fusarium oxysporum f. sp. cepae) pada bawang merah (Allium cepa L.). [Tesis, Universitas Sumatera Utara].

Iswanto, T. (2019). Kemampuan antagonisme jamur kitinolitik terhadap penyakit layu fusarium pada tanaman bawang merah. Fruitset Sains: Jurnal Pertanian Agroteknologi, 8(1), 23-27.

Juwanda, M., Khusnul, K., & Mohamad, A. (2016). Peningkatan ketahanan bawang merah terhadap penyakit layu fusarium melalui induksi ketahanan dengan asam salisilat secara Invitro. Agrin, 20(1).

Laksono, A., Sunaryono, J. G., & Despita, R. (2021). Uji antagonisame Pseudomonas fluorescens untuk mengendalikan penyakit bercak ungu pada tanaman bawang merah. Jurnal Agroekoteknologi, 14(1), 35-40. https://doi.org/10.21107/agrovigor.v14i1.8327

Latarang, B., & Syakur, A. (2006). Pertumbuhan dan hasil bawang merah (Allium ascalonicum l.) pada berbagai dosis pupuk kandang. Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian, 13(3), 265-269.

Miftakhurrohmat, A., & Tika, Y. A. N. (2017). Respon pertumbuhan dan produksi bawang merah (Allium ascalonicum L.) pada perlakuan jumlah umbi dan pupuk kandang ayam. Nabatia, 5(2).

Mulyani, R. B., Djaya, A. A., Zubaidah, S., YOS, K. T. N. U. J., Pos, S. K., & Raya, P. P. (2019). Pengaruh konsorsium agens hayati dan jarak tanam terhadap kejadian penyakit busuk putih (Sclerotium cepivorum Berk.) pada bawang daun. Jurnal AGRI PEAT, 20(2).

Nur'Aini, F. (2014). Pengendalian penyakit pembuluk kayu (vascular streak dieback) pada tanaman kakao menggunakan fungisida Flutriafol. Pelita Perkebunan, 30, 229-239. https://doi.org/10.22302/iccri.jur.pelitaperkebunan.v30i3.43

Rachmawati, D., & Handoko. (2007). Pengujian lapangan efikasi insektisida Profenofos 500 g/l terhadap hama ulat grayak Spodoptera exigua Hbn. pada tanaman bawang merah. Jawa Timur: Balai Pengkajian Teknologi Pertanian.

Rokhlani. (2005). Potensi Pseudomonas fluorescens P60, Trichoderma harzianum, dan Gliocladium sp. dalam menekan Fusarium oxysporum f.sp. gladioli in vitro dan in planta. [Tesis, Universitas Jenderal Soedirman].

Santoso, S. E., Soesanto, L., & Haryanto, T. A. D. (2007). Penekanan hayati penyakit moler pada bawang merah dengan Trichoderma harzianum, Trichoderma koningii, dan Pseudomonas fluorescens P60. Jurnal Hama dan Penyakit Tumbuhan Tropika, 7(1). https://doi.org/10.23960/j.hptt.1753-61

Saragih, S. K. (2019). Uji efikasi perluasan biofungisida berbahan aktif Trichoderma harzianum terhadap penyakit layu fusarium (Fusarium oxyporum f.sp. cepae) pada budidaya bawang merah (Allium ascalocicum L.). [Tesis, Universitas Sumatera Utara].

Setyorini, D., & Prihatini, T. (2011). Menuju “quallity control” pupuk organik di Indonesia. disampaikan dalam pertemuan persiapan penyusunan persyaratan minimal pupuk organik di dit. pupuk dan pestisida. Jakarta: Ditjen Bina Sarana Pertanian.

Sholihah, N. S., Susanti, A. A., Supriyatna, A., Suyati, dan Musyafak, A. (2020). Outlook bawang merah komoditas pertanian subsektor hortikultura (44-50). Jakarta: Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementrian Pertanian.

Tanzil, A. I., & Purnomo, H. (2021). Potensi fungisida perlakuan benih terhadap perenosclerospora sp. penyebab penyakit bulai jagung. Agriprima : Journal of Applied Agricultural Sciences, 5(1), 1–7. https://doi.org/10.25047/agriprima.v5i1.401

Waghunde, R. R., Shelake, R. M., & Sabalpara A. N. (2016). Trichoderma: a significant fungus for agriculture and environment. African Journal of Agricultural Research, 11(22), 1952-1965. https://doi.org/10.5897/AJAR2015.10584

Wibowo, R. H., Mubarik, N. R., Rusmana, I., & Thenawidjaya, M. (2017). Penapisan dan identifikasi bakteri kitinolitik penghambat pertumbuhan Ganoderma boninense in vitro. Jurnal Fitopatologi Indonesia, 13(3), 105.. https://doi.org/10.14692/jfi.13.3.105

Wiyatiningsih, S. (2003). Kajian asosiasi Phytophthora sp. dan Fusarium oxysporum f. sp. cepae penyebab penyakit moler pada bawang merah. Mapeta, 5, 1-6.

Yanuarti, A. R., & Afsari, M. D. (2016). Profil komoditas barang kebutuhan pokok dan barang penting komoditas bawang merah. Jakarta: Direktorat Jendral Perdagangan Dalam Negeri Kementrian Perdagangan.

Downloads

Published

2023-12-27

How to Cite

Ibrahim, S. G. A., & Abadi, A. L. . (2023). PENGUJIAN AGENS HAYATI TERHADAP PENYAKIT LAYU FUSARIUM (Fusarium oxysporum) PADA TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) DI KECAMATAN CISEENG, KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT: TESTING OF BIOLOGICAL AGENTS AGAINST FUSARIUM WILT (Fusarium oxysporum) ON SHALLOTS (Allium ascalonicum L.) IN CISEENG DISTRICT, BOGOR REGENCY, WEST JAVA. Jurnal HPT (Hama Penyakit Tumbuhan), 11(4), 163–172. https://doi.org/10.21776/ub.jurnalhpt.2023.011.4.1

Issue

Section

Articles

Most read articles by the same author(s)

1 2 3 > >>