IDENTIFIKASI PENYAKIT HAWAR DAUN PADA DRASENA (Dracaena sp.). SERTA UJI PENGHAMBATANNYA MENGGUNAKAN JAMUR ANTAGONIS SECARA IN VITRO

Authors

  • Novalia Indaryaningsih Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya
  • Antok Wahyu Sektiono Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya
  • Ika Rochdjatun Sastrahidayat Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya

DOI:

https://doi.org/10.21776/ub.jurnalhpt.2021.009.2.5

Keywords:

Antagonis, daya hambat, Dracaena sp., hawar daun, pengendalian penyakit

Abstract

Hawar daun adalah salah satu penyakit yang ditemukan menyerang tanaman drasena. Alternatif pengendalian penyakit yang ramah lingkungan ini adalah memanfaatkan mikroba antagonis terhadap jamur patogen. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jamur patogen penyebab hawar daun pada tanaman drasena (Dracaena sp.) dan mengetahui perbedaan daya hambat jamur antagonis yang terdiri atas Gliocladium sp., Aspergillus sp., dan Fusarium sp. terhadap jamur patogen. Percobaan dilakukan menggunakan metode rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan dengan tiga kali ulangan. Pengujian dilakukan dengan cara menumbuhkan potongan biakan murni jamur patogen dan jamur antagonis pada cawan Petri berdiameter 9 cm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jamur penyebab penyakit hawar daun yang menyerang tanaman hias drasena (Dracaena sp.) adalah  jamur Gloeosporium sp. Di saat yang sama,  hasil uji antagonis menunjukkan bahwa jamur, Gliocladium sp., Aspergillus sp., dan Fusarium sp. dapat menghambat pertumbuhan jamur Gloeosporium sp. Gliocladium sp. memiliki daya hambat tertinggi yaitu sebesar 64,33%.

References

Barnett, H.L. dan B.B, Hunter. 1972. Illustrated genera of imperfect fungi. Burgess Pub. Co. Minnesota. 225 h.

Chen, J., R.J. Henny, dan D.B. McConell. 2002. Development of new foliage plant cultivars. Checked in 6 Oct. 2010. Available at: http://www.hort.purdue.edu/newcrop/ncnu02/pdf/chen.pdf.

Hanudin dan B. Marwoto. 2012. Prospek penggunaan mikroba antagonis sebagai agens pengendali hayati penyakit utama pada tanaman hias dan sayuran. Litbang Pertanian. 31(1): 8-13.

Kusdiana, A.P.J. 2011.Eksplorasi dan identifikasi cendawan antagonis terhadap Rigidoporus lignosus penyebab jamur akar putih pada karet.Skripsi.Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.

Octriana, L. 2011. Potensi agen hayati dalam menghambat pertumbuhan Phytium sp. secara In Vitro.Buletin Plasma Nutfah. 17(2): 138-142.

Papavizas, G.C. 1985. Trichoderma and Gliocladium: Biology, Ecology, and Potential for Biocontrol. Phytopathology. 23: 23 -54.

Sastrahidayat, I. R. 2015. Penyakit pada tanaman hias. UB Press. Malang. 186 h.

Semangun, H. 2001. Pengantar ilmu penyakit tumbuhan. Gadjah Mada Unversity Press. Yogyakarta. 754 h.

Sinaga, M.S. 1994. Potensi Gliocladium spp. sebagai agen pengendali hayati beberapa cendawan patogen tumbuhan yang bersifat tular tanah. Jurnal Ilmu Pertanian. 4(1): 6-11.

Downloads

Published

2021-09-14

How to Cite

Indaryaningsih, N., Sektiono, A. W., & Sastrahidayat, I. R. (2021). IDENTIFIKASI PENYAKIT HAWAR DAUN PADA DRASENA (Dracaena sp.). SERTA UJI PENGHAMBATANNYA MENGGUNAKAN JAMUR ANTAGONIS SECARA IN VITRO. Jurnal HPT (Hama Penyakit Tumbuhan), 9(2), 65–71. https://doi.org/10.21776/ub.jurnalhpt.2021.009.2.5

Issue

Section

Articles

Most read articles by the same author(s)

<< < 1 2 3 > >>